Burung Maleo (Macrocephalon maleo), satwa endemik Sulawesi yang unik dan menawan, kini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Populasi burung yang memiliki ciri khas telur berukuran besar dan perilaku bertelur yang tidak biasa ini terus mengalami penurunan drastis hingga berada di ambang kepunahan. Lantas, apa saja alasan utama mengapa burung maleo hampir punah?
Perusakan dan Hilangnya Habitat Alami
Salah satu faktor utama yang menyebabkan burung maleo hampir punah adalah perusakan dan hilangnya habitat alaminya. Hutan dataran rendah dan pantai berpasir, yang merupakan tempat tinggal dan lokasi bertelur penting bagi maleo, terus mengalami konversi menjadi lahan pertanian, perkebunan, pertambangan, dan pemukiman. Akibatnya, burung maleo kehilangan tempat berlindung dan area yang aman untuk bertelur.
Perburuan Liar Telur Maleo
Ancaman serius lainnya yang mendorong burung maleo hampir punah adalah perburuan liar telur. Telur maleo berukuran sangat besar, bahkan bisa mencapai lima kali ukuran telur ayam biasa. Telur ini seringkali diambil dari lokasi peneluran alaminya untuk dikonsumsi atau diperjualbelikan. Tekanan perburuan telur yang terus menerus ini sangat mengancam kelangsungan hidup populasi burung maleo, mengingat mereka hanya bertelur satu butir dalam satu musim.
Rendahnya Tingkat Reproduksi
Selain ancaman eksternal, karakteristik reproduksi burung maleo Sulawesi juga menjadi faktor kerentanan. Maleo adalah spesies monogami yang hanya memiliki satu pasangan seumur hidupnya. Jika salah satu pasangan mati, kemungkinan besar pasangannya tidak akan mencari pengganti. Selain itu, tingkat keberhasilan penetasan telur di alam juga sangat bergantung pada suhu tanah yang tepat, yang semakin terancam akibat perubahan lingkungan. Anak burung maleo yang menetas pun harus berjuang sendiri untuk keluar dari timbunan pasir tanpa bantuan induk, sehingga tingkat kelulusan hidupnya tidak tinggi.
Predator Alami dan Hewan Invasif
Burung maleo dan telurnya juga rentan terhadap serangan predator alami seperti babi hutan, biawak, dan ular. Selain itu, masuknya hewan invasif ke habitat maleo juga dapat mengganggu ekosistem dan menambah tekanan pada populasi burung ini.
