Sebuah video yang memperlihatkan seorang oknum anggota kepolisian memukul seorang pengendara motor menggunakan pentungan di Bandung baru-baru ini viral di media sosial. Identitas oknum polisi tersebut kemudian diketahui sebagai Brigadir SB. Insiden ini sontak menuai kecaman dari warganet dan menjadi sorotan tajam terkait tindakan aparat kepolisian. Lantas, apa sebenarnya yang melatarbelakangi tindakan tersebut?
Pihak kepolisian melalui keterangan resminya menyampaikan kronologi kejadian versi Brigadir SB. Menurut keterangannya, tindakan pemukulan tersebut dilakukan lantaran korban yang mengendarai sepeda motor diduga melakukan aksi “geber-geber” atau menggeber-geberkan suara knalpot motor secara berlebihan di sekitar lokasi kejadian. Brigadir SB merasa terganggu dengan suara bising tersebut, yang kemudian memicu terjadinya adu argumen hingga berujung pada tindakan pemukulan.
Dalih Pembelaan Diri atau Tindakan Berlebihan?
Alasan Brigadir SB yang menyebutkan bahwa korban menggeber-geber motor hingga mengganggu ketertiban menjadi sorotan. Meskipun gangguan suara dapat menjadi masalah, banyak pihak menilai bahwa tindakan pemukulan menggunakan pentungan adalah respons yang tidak proporsional dan melampaui batas kewajaran. Penggunaan kekerasan oleh aparat penegak hukum, kecuali dalam situasi membahayakan diri atau orang lain, sangat disayangkan dan bertentangan dengan etika kepolisian.
Kasus ini memicu perdebatan sengit di kalangan masyarakat. Sebagian warganet menyayangkan tindakan arogan oknum polisi tersebut dan mendesak agar Brigadir SB mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan aturan yang berlaku. Mereka berpendapat bahwa polisi seharusnya menjadi pengayom masyarakat dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih profesional dan persuasif.
Di sisi lain, ada pula sebagian kecil yang mencoba melihat permasalahan dari sudut pandang yang berbeda, mempertimbangkan potensi provokasi dari pengendara motor. Namun, pandangan ini tidak serta merta membenarkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat.
Tindakan Tegas dari Kepolisian
Menyikapi kasus viral ini, pihak kepolisian dengan cepat memberikan respons. Propam Polrestabes Bandung telah melakukan pemeriksaan intensif terhadap Brigadir SB terkait dugaan pelanggaran kode etik. Kapolrestabes Bandung juga menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut dan menegaskan komitmen untuk menindak tegas anggotanya yang terbukti melakukan pelanggaran.